Sabtu, 16 September 2017, kebakaran besar yang melanda di daerah Kampung Bandan, Jakarta Utara. Masih meninggalkan luka yang mendalam bagi semua korban.
Pasalnya, setelah rumah mereka terbakar, tak ada sama sekali lirikan perhatian dari Pemprov DKI Jakarta.
Sekitar 500 Kepala Keluarga (KK) warga Kampung Bandan, Jakarta Utara, korban kebakaran dipastikan tidak berhak memperoleh fasilitas rumah susun (rusun).
Menurut penuturan Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, rumah semi permanen di pinggir rel kereta api yang ditempati warga ilegal. Pemukiman mereka berdiri di atas tanah milik PT KAI.
“Kan rumah-rumahnya sebagian besar ilegal. Rumah bedeng-bedeng kayak begitu. Tentu saja kalau seperti ini kami nggak bisa fasilitasi untuk tinggal di rusun,”
“Sebagian besar bedeng-bedeng itu rawan kebakaran karena tidak memenuhi standar, bangunan. IMB nggak ada, sambungan listrik juga nggak bisa karena memang ilegal,” pungkas Djarot. di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (18/9).
Penuturan Gubernur Jakarta ini kemudian langsung ditampik oleh Irvan Saefurrohman, Ketua Remaja Masjid Jami At-Taubah Jakarta Utara. Irvan berujar bahwa “Bagaimana pun juga Kampung Bandan adalah Warga Negara Indonesia yang Sah! Mereka berhak untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak, anak-anaknya juga berhak mendapatkan Pendidikan yang layak, dan mereka semua berhak hidup layak di negeri Indonesia ini.”
“Ingat, mereka semua Islam, kok mereka malah lebih parah dari Rohingya! Sudah seharusnya ditengah situasi duka seperti ini, Pemprov DKI memberikan perhatian khusus kepada para korban.”
Dukungan justru mengalir dari generasi—generasi muda, mereka langsung membuat tenda darurat untuk para korban, membuat dapur umum dan memasak bersama-sama untuk mendukung kehidupan sehari-hari mereka.
Menurut pantauan reportindonesia.com di dunia internet, tercatat pemuda bernama Bobby Ciputra juga melakukan upaya menggalang dana di website www.kitabisa.com (link: https://kitabisa.com/KebakaranKampBandan )
Dikatakan bahwa kelak Donasi yang terkumpul tidak hanya akan membantu mengurangi beban biaya kehidupan sehari-hari para korban. Tetapi menyelamatkan masa depan anak-anak mereka yang sudah kehilangan pendidikan layak.
Yang saat ini mereka membutuhkan makanan sehari-hari, obat-obatan, baju layak pakai, selimut, dll.
Serta kita juga berikhtiar membangun rumah yang layak tinggal dan ditempat yang layak guni untuk saudara-saudara kita yang menjadi korban.