Home Profile Mengapa Kita Butuh PLTN

Mengapa Kita Butuh PLTN

0
SHARE

Jakarta, REPORT INDONESIA – Sejak Indonesia merdeka, ekonomi tidak pernah tumbuh tinggi (diatas 7-8%). Padahal untuk bisa mengejar kemakmuran negara-negara lain yang lebih maju dibutuhkan pertumbuhan tinggi setidaknya satu dekade. Salah satu penyebabnya adalah karena ketersediaan listrik di Indonesia  tidak pernah cukup untuk mendorong dan mendukung pertumbuhan tinggi. Persoalan utama kelistrikan kita selama ini adalah bagaimana  agar Elektrifikasi Ratio bisa mencapai 100% dimana semua orang sudah bisa menikmati listrik. Belum ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Saat ini Konsumsi listrik percapita kita masih sangat rendah, hanya sekitar 1000 kwh/capita atau sekitar 1/5 atau 1/4 nya Malaysia padahal income/capita Malysia hanya sekitar 2 x income/capita Indonesia. Bahkan konsumsi listrik/capita Vietnam sekitar 2 x konsumsi listrik kita. Apalagi jika konsumsi listrik kita dibanding dengan Singapore atau dengan negara-negara industri maju, sangat tertinggal. Indonesia dengan penduduk sekitar 240 juta, hanya punya total pembangkit sekitar 65.000 MW. Untuk bisa mengejar ketertinggalan ekonomi kita, harus ada pertumbuhan ekonomi yang tinggi (diatas 8% ) dan stabil setidaknya satu dekade. Ini bisa terjadi kalau ada proses industrialisasi disegala sektor: industri berbasis wisata yang butuh pembangunan hotel, restoran mall dan lain-lain butuh listrik besar; industri berbasis tambang butuh listrik besar untuk smelter dan industri hilir, industri berbasis pertanian butuh listtik besar untuk pabrik makanan ternak dan industri pengolahan, industri berbasis perikanan butuh listrik besar, dstnya. Selama ini andalan listrik untuk industrialisasi adalah dari energi fossil yang pasti akan habis: PLTU PLTG dan PLTD dan sedikit dari PLTP dan PLTA. Setelah DPR (Komisi VII)  meratifikasi Paris Agreement, kita harus mengurangi pemakaian fossil untuk listrik. Ini artinya kita harus melipatgandakan energi bersih dari EBT = energi baru dan terbarukan. Dalam terminologi Indonesia, yang disebut ENERGI BARU s.l. NUKLIR,

Yang disebut Energi Terbarukan a.l energi surya, angin, geothermal dan lain-lain. Namun Energi Terbarukan seperti energi surya, angin, biogas biofuel, mikro hidro dan lain-lain disamping kapasitasnya kecil-kecil, ET ini secara alamiah bersifat intermitten, tidak bisa menghasilkan listrik besar dan stabil yang dibutuhkan oleh semua jenis industri atau pabrik. ET Butuh baterai atau aki raksasa utk dapat menyimpan listrik berkekuatan 500.000 MW yang dibutuhkan guna mendorong dan mendukung Industrialisasi yg bisa mengantarkan kita menjadi negara maju. Baterai apapun punya kelemahan mendasar sangat membahayakan dan merusak lingkungan.  Sedangkan PLTN selain Bersih juga bisa dalam kapasitas Besar dan listrik Stabil  24 Jam Tanpa Butuh Baterai sehingga sangat cocok untuk mendorong dan mendukung industrialisasi termasuk kebutuhan listrik untuk transportasi masa depan (mobil listrik, Kereta Api ) guna mengejar ketertinggalan bangsa besar ini dibanding dengan negara-negara lain untuk menjadi negara Industri Maju. Disamping itu,  karena kita butuh generasi baru bangsa yang lebih sehat dan dengan life expectancy yang lebih tinggi maka kita juga mendukung energi bersih dari energi terbarukan dari angin, surya geothermal biogas dan lain-lain dan mengurangi pemakaian energi fossil. Fraksi Nasdem DPR RI yang Mengusung Restorasi dan Gerakan Perubahan di Tanah Air, mendukung penuh upaya untuk  memanfaatkan  kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir termasuk segera membangun  PLTN  dan memanfaatkan potensi sumber daya alam Uranium dan Thorium di tanah air untuk mempercepat kesejahteraan rakyat sejalan dengan cita-cita Bapak Pendiri Bangsa Bung Karno.

(Penulis : Dr Kurtubi – Wakil Ketua Fraksi Nasdem DPR RI)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here