Home Report Sosialisasi 4 Pilar : Willy Aditya Tantang Warga Kembangkan Game Pancasila

Sosialisasi 4 Pilar : Willy Aditya Tantang Warga Kembangkan Game Pancasila

0
SHARE
Anggota DPR RI Fraksi NasDem, Willy Aditya (tengah) bersama masyarakat dalam sosialisasi Empat Pilar MPR RI

Report Indonesia, Sampang, 07/07. Pancasila seolah hanya menjadi wacana eksklusif orang-orang tua dan serius memikirkan bangsa. Padahal semua orang bersepakat Pancasila harus terus hidup di dalam masyarakat Indonesia. Hal inilah yang mengemuka pada kunjungan kerja anggota MPR RI ke wilayah Sampang.

 Dalam kesempatan sosialisasi empat pilar MPR RI di Sampang, Willy Aditya menggugah warga untuk mendialogkan nilai-nilai Pancasila sebagai cara menghidupkannya. Menurutnya, percakapan dan aktivitas warga merupakan bahan bakar yang dapat terus menghidupkan Pancasila di dalam pergaulan bersama. Bahkan dia mengajak warga yang memiliki anak-anak dengan keahlian teknologi untuk menciptakan permainan Pancasila di gawai.

 “Pancasila kalau hanya jadi hapalan akan terasa membosankan. Coba kalau ada bapak, ibu atau anaknya yang bisa membuat gambar atau gamei Pancasila ajukan ke saya. Siapa tahu kita bisa kembangkan sehingga menjadi sumber pemasukan bagi bapak, ibu,” katanya.

 Menurut politisi Partai NasDem ini, mengembangkan game Pancasila bukan hal yang terlarang. Bahkan pengembangan yang demikian sangat diperlukan bagi Indonesia. Tanpa kreatifitas menciptakan model-model komunikasi Pancasila, menurutnya akan membuat Pancasila ditinggalkan oleh anak muda dan kaum muda masa depan.

 “Amerika, Jerman, Jepang, bahkan Cina itu sukses mempertahankan nilai-nilai penting kebangsaannya itu karena mampu mengembangkan cara-cara kreatif. Pemerintahnya pun mendukung hal itu. Kita di Indonesia nampaknya sudah makin mendesak untuk melakukan hal yang sama. Harus ada dorongan dari pemerintah agar masyarakat mau terlibat mengembangkan cara kreatif menanamkan nilai Pancasila,” ujarnya.

 Lebih jauh Willy menyampaikan, Pancasila membutuhkan keteladanan dalam sikap dan prilaku yang ditunjukan kepada masyarakat. Dia mengakui saat ini, Indonesia mengalami krisis kepercayaan terhadap teladan. Pasalnya, menurut Willy, saat ini masyarakat condong untuk memberi posisi penting yang diharapkan menjadi teladan kepada orang-orang tertentu berdasarkan kriteria yang sangat pragmatis.

 “Orang kaya, Mantan PNS, Pejabat, atau bahkan orang yang berseragam saja sudah membuat masyarakat silau dan menaruhnya pada posisi sosial penting. Sebaliknya orang-orang sederhana yang justru banyak hal yang bisa menjadi teladan darinya justru terabaikan. Inferiority Complex ini harus disudahi. Kita semua bisa menjadi teladan tanpa harus kaya dulu, tanpa harus berseragam dulu, atau menduduki jabatan dulu,” tegasnya.

 Dalam kesempatan sosialisasi empat pilar MPR, Willy Aditya juga menyampaikan pentingnya masyarakat menghidupkan kembali suasana desa dahulu yang menurutnya menjadi inspirasi lahirnya Pancasila. Sumber dari segala sumber hukum Indonesia ini lahir dari kesepakatan-kesepakatan bersama untuk hidup dan maju bersama.

 “Suasana desa yang dahulu pernah ada dan tergerus oleh pragmatism dan kesenangan akan individualism harus kita kembalikan kepada suasana asli pedesaan dahulu. Desa dahulu adalah desa dimana orang-orang merasakan keterikatannya bersama sehingga membangun norma dan cara bergaul yang disepakati bersama. Itulah Pancasila sejatinya,” pungkasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here