Jakarta, REPORT INDONESIA – Ketua Serikat Media Siber Indonesia, Auri Jaya menegaskan bahwa yang terjadi sekarang ini Hoax itu sebenarnya lebih kepada media sosial, bukan media massa.
” Karena kalau kita menterjemahkan Hoax itu sendiri,mungkin Hoax itu bukan sesuatu yang baru,” ungkapnya.
Hal ini terungkap dalam acara Diskusi Media dengan Tema :” Menakar Upaya Konkrit Media Online Melawan Hoax Dan Politisasi Sara Untuk Persatuan NKRI”, yang diselenggarakan oleh SMCE( Social Media For Civic Education) hari Senin(26/3/2018) di Gedung Dewan Pers Jl. Kebon Sirih Jakarta Pusat.
Sementara itu, Ketua Ikatan Wartawan Online, Jodhi Yudono menyatakan bahwa fenomena munculnya medsos karena kemuakan masyarakat terhadap dunia pers. Karena beritanya seragam, beritanya sudah terkooptasi oleh kekuatan politik, terkooptasi oleh dunia ekonomi.
” Dari situasi itulah di tahun 1980 para editor di Amerika Serikat mulai gelisah karena dunia pers tdk objektif lagi. Oleh karena itulah di masyarakat kemudian muncul citizen journalist atau masyarakat yang membuat yang membuat berita sendiri. Karena mereka sudah muak dengan situasi ini. Oleh karena itu, inilah saatnya kita mengembalikan lagi kepercayaan masyarakat terhadap dunia pers. Kalau kita tidak mengembalikan kepercayaan itu, maka siap-siaplah kita menghadapi kiamat kemanusiaan yang besar,” ungkapnya.
Sedangkan Direktur Eksekutif Komunikonten, Hariqp Wibawa Satria menjelaskan ia sudah beberapa kali berdiskusi dengan Bawaslu bahwa yang bisa diawasi memang baru akun-akun resmi.
” Tetapi akun-akun tanpa identitas itu masih belum bisa diawasi. Pertama karena keterbatasan sumber daya, yang kedua memang sulit pengawasannya. Karena akun-akun itu kadang-kadang lebih banyak dari jumlah populasinya. Kemudian ketidakjelasan dari kantornya. Kelemahan pengguna media sosial itu agak sedikit hipokrit,” ungkapnya.
Dikesempatan yang sama, Unit V Subdit 3 Direktorat Siber Mabes Polri menjelaskan bahwa Hoax itu merupakan berita bohong. Memang secara singkat Hoax adalah memang berita yang belum diketahui kebenarannya.
” Kalau saya boleh mengambil adigium yang ada di Inggris bahwa kejahatan itu akan selalu mengikuti perkembangan budaya masyarakatnya. Sekarang budaya masyarakat metropolis dimana cukup dengan satu jari saja semua bisa terkoneksi semua serba online,” jelasnya.
Menurutnya, beberapa bulan kemarin juga ada kasus model pencurian dengan menggunakan media online dan tersangkanya sudah ditangkap dan sudah diproses oleh pihak kepolisian.
” Kita juga telah melakukan penangkapan serentak terkait dengan kelompok MCA. Mereka adalah kelompok-kelompok yang ada di sosmed dimana mereka telah menyebarkan berita Hoax,” jelasnya.
Diakhir acara diskusi media SMCE juga membuat Deklarasi dengan membacakan pernyataan sikap menolak dan perang terhadap Berita HOAK. (Mistqola)