Jakarta, REPORT INDONESIA – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama antar 3 (tiga) pihak, yakni Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat dengan Koperasi Mitra Santri Nasional (KMSN), serta PT. Nutrindo Bogarasa (Mayora Group), tentang pemberian fasilitas kredit serta pengembangan budidaya singkong untuk Industri dalam rangka Kemitraan Ekonomi Umat di Provinsi Sulawesi Selatan yang pada tahap awal diproyeksikan seluas ± 500 ha. Acara penandatanganan ini dilakukan pada hari Jum’at(23/11/2018) di Kantor Menko Perekonomian Jakarta.
“Kemitraan budidaya singkong merupakan salah satu wujud nyata implementasi Program Kemitraan Ekonomi Umat dengan melibatkan beberapa Pondok Pesantren (Ponpes) di Provinsi Sulawesi Selatan, yang terdiri dari 6 (enam) Ponpes di Janeponto (Al-Hikam, Baitullah, Madaniyah, DDI Nurul Aziz, Rahmatullah, dan Bahrul Ulum), serta 2 Ponpes di Maros (Nurul Yakin dan Nurul Ikhwan),” ujar Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan, dan Daya Saing Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rudy Salahuddin.
Melalui Perjanjian Kerjasama ini, tambah Rudy, Pemerintah berharap para petani akan memperoleh dukungan pembiayaan, pendampingan usaha, maupun akses pemasaran, serta penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan.
“Pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah berkomitmen untuk mendukung penyediaan prasarana dan sarana produksi maupun alat mesin pertanian dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku singkong kepada PT. Nutrindo Bogarasa (Mayora Group).
Dalam kerjasama ini, PT. Nutrindo Bogarasa (Mayora Group) akan bertindak sebagai offtaker yang memberi kepastian beli dan kepastian harga kepada petani, sesuai dengan kualitas singkong yang dihasilkan oleh petani dengan standar yang ditetapkan oleh PT.Nutrindo Bogarasa (Mayora Group).
Kemudian Bank Sulselbar akan berperan memberikan dukungan pembiayaan, dimana para petani berharap mendapatkan bunga yang rendah dan skema bayar saat panen(yarnen).
Sementara itu, Koperasi Mitra Santri Nasional (KMSN) akan berperan sebagai operator lapangan dan memberikan pelatihan dan pendampingan kepada petani, santri sebagai supervisor dan PPL tenaga lapangan untuk mengatur jadwal tanam dan panen, penentuan bibit, pupuk dan teknik budidaya menghasilkan produksi yang maksimal.
Sebagai penutup, Rudy berharap agar kemitraan budidaya singkong di Provinsi Sulawesi Selatan dapat memberikan manfaat yang besar bagi kesejahteraan para petani, santri, dan masyarakat sekitar.
Hadir dalam kesempatan ini antara lain: Para Pejabat Kementerian Pertanian, Sekretaris Daerah Kabupaten Jebepoto Syarifudin Nurdin, Direktur Pemasaran dan Syariah Bank Sulselbar Rosmala Arifin, Direktur PT Nutrindo Bogarasa Markoanto Levana, dan Ketua KMSN Sholahuddin. (Mistqola)