Jakarta, REPORT INDONESIA – Kaukus Muda Indonesia (KMI) kembali mengadakan acara Diskusi Publik dengan Tema :” Membaca Harapan Publik Dalam Pilpres 2019 “, Jum’at(10/8/2018) di kantor KMI JL. Salemba Jakarta Pusat.
Salah satu narasumber yang hadir, Direktur Kebijakan Publik, Karyono Wibowo menyatakan bahwa kalau kita amati dari wacana publik di medsos itu bisa dipetakan, bisa dianalisis respon publik terhadap pemilihan KH. Ma’ruf Amin sebagai Cawapres Jokowi. Ini ada yang menarik, dimana kelompok Ahoker justru sebagian besar kecewa, karena KH. Ma’ruf Amin sebagai Ketua MUI pernah mengeluarkan fatwa terhadap Ahok sebagai penista agama. Ini sebenarnya bagian dari problem yang harus diselesaikan oleh Tim Jokowi.
” Jokowi memang dihadapkan pada isu besar politik identitas yang berbau Sara. Tetapi kalau saya melihatnya positif saja. Mungkin saja alasan untuk memilih KH. Ma’ruf Amin sebagai Cawapres Jokowi, bukan semata-mata takut tidak dipilih oleh umat Islam, tetapi banyak realitas politik, meskipun ini hanya terjadi di dunia maya, ramai di medsos, akhirnya karena dihadapkan pada politik identitas agama, maka ini membuat Jokowi harus menentukan pilihannya, bukan semata-mata itu, tetapi bisa dimaknai secara positif untuk mempersatukan Indonesia,” ungkap Karyono Wibowo.
Sedangkan pengamat politik, Arif Santoso yang juga hadir sebagai narasumber menyatakan bahwa situasi hari ini saya tahu bahwa pintu perubahan sangat kecil. Makanya yang saya lihat adalah telah terjadi pelemahan didalam Civil Society dari Tahun 1999 sampai hari ini. Penyebabnya diantaranya karena Civil Society sekarang sudah mulai masuk kedalam kekuasaan, akibatnya kekuasaan tidak ada sparing partner pemerintah. Dan tantangan Civil Society juga sudah bergeser. (Mistqola)