Jakarta, REPORT INDONESIA – Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) telah menetapkan 10 penerima penghargaan “HKTI Innovation Award 2018”. Secara resmi nama-nama mereka diumumkan pada penutupan acara ”Asian Agriculture & Food Forum (ASAFF) 2018” yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC) pada 28 – 30 Juni 2018.
Para penerima penghargaan memperoleh apresiasi berupa uang, sertifikat, dan plakat.
Koordinator HKTI Innovation Award 2108, Dr Avanti Fontana, merinci nama-nama pemenangnya yaitu:
PENGHARGAAN INOVASI HKTI 2018
Kategori Inovasi Hulu Pertanian (Upstream Innovation in Agriculture,
On-farming Innovation)
Peringkat 1
a. Inovator: Suprayogi dan Tim, Jawa Tengah
b. Profil: Lahir di Purwokerto tahun 1962. Memperoleh gelar doktor
dalam bidang ilmu tanaman dari Universitas Saskatchewan
Kanada tahun 2010. Saat ini dosen dan peneliti pada Fakultas
Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto Jawa
Tengah.
c. Judul Karya Inovasi: Varietas Padi Unggul Toleran Salin
(Asin) Inbrida Padi Irigasi UNSOED 79 AGRITAN: Solusi
untuk Desa Pesisir
2. Peringkat 2
a. Inovator: Nurkillah (Asosiasi Petani Pengukur Curah Hujan
Indramayu), Jawa Barat
b. Profil: Nurkilah, lahir di Indramayu tahun 1966. Lulus dari SMAN
Losarang Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Dengan keahlian
sebagai Petani Pengamat Organisme Pengganggu Tanaman dan
hobi bereksperimen dengan tanaman, mengantarkan pada
profesi yang saat ini dijalani sebagai Petani dan Ketua Organisasi
Asosiasi Petani Pengukur Curah Hujan Indramayu (APACHI).
c. Judul Karya Inovasi: Petani Tanggap Perubahan Iklim
Kategori Inovasi Hilir Pertanian (Downstream Innovation in Agriculture;
Off-farming Innovation)
a. Inovator: Mahendra Tlapta Sitepu dan Tim, Sumatera Utara
b. Profil: Mahendra Tlapta Sitepu lahir tahun 1972 di Medan. Sarjana
Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara ini bersama timnya
mendirikan beberapa startup yaitu Pak Tani Digital sebagai Market
Place Pertanian, Teknesia untuk Tukang dan Teknisi, Tobasmile untuk
Tourisme, dan Allcar untuk otomotif. Mahendra juga merupakan pemilik
dan pendiri Metamorvo Inkubator yang merupakan Komunitas Startup
Mahasiswa yang berdiri tahun 2016.
c. Judul Karya Inovasi: Pasar Digital Pertanian Terpadu
Asian Agriculture & Food Fair 2018 Secretariat
c/o Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI)
Jl. HOS Cokroaminoto No 55 – 57, Menteng, Jakarta Pusat
2. Kategori Inovasi Sosial (Social Innovation)
1. Peringkat 1
a. Inovator: Romanus Meak, Papua
b. Profil: Romanus Meak lahir di Sikka-Maumere NTT tahun 1962.
Lulus Pendidikan Guru Agama Katolik St. Stefanus, Waena,
Jayapura dan bekerja sebagai Guru Sekolah Dasar. Romanus
menjabat Kepala SD YPPK St. Yohanes Pemandi, Yufri (2008-
2017); saat ini Romanus Pengawas Sekolah Dasar Distrik UnirSirau
dan Suru-Suru Kabupaten Asmat.
Romanus, guru dan petani, membuka kebun pertanian di area
sekolah. Sejak 2009 Romanus menyediakan sayur dan buahbuahan
organik bagi masyarakat Asmat. Tahun 2017, Romanus
bekerja sama Dinas Perikanan Kabupaten Asmat menyediakan
benih ikan bagi masyarakat Asmat. Saat ini Romanus merintis
sawah di Kampung Yufri, Agats.
c. Judul Karya Inovasi: Sang Guru-Inovator dari Lumpur
Asmat: Mengubah Tanah Lumpur menjadi Lahan Kebun
Organik
2. Peringkat 2
a. Inovator: Arif Budiono & Yayasan Bina Insan Berdikari, DI
Yogyakarta
b. Profil: Arif Budiono lahir di Sleman tahun 1972. Menyelesaikan
studi sarjana pada Fakultas Teknologi Industri ITB dan Magister
Manajemen UGM. Berpengalaman bekerja dalam bidang
perencanaan kota dan logistik. Sejak 2015 Arif aktif sebagai
petani dan sosioprener.
c. Judul Karya Inovasi: Program Asimilasi Warga Binaan
Lembaga Permasyarakatan melalui Pertanian Inovatif
3. Peringkat 3
a. Inovator: Jamaluddin, Sulawesi Selatan
b. Profil: Lahir di Kanreapia Sulawesi Selatan tahun 1988. Sarjana
Pendidikan ini kemudian memperoleh gelar Magister Manajemen
dari Universitas Muslim Indonesia.
c. Judul Karya Inovasi: Gerakan Cerdas Anak Petani
Asian Agriculture & Food Fair 2018 Secretariat
c/o Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI)
Jl. HOS Cokroaminoto No 55 – 57, Menteng, Jakarta Pusat
3. Kategori Inovator Muda (Young Innovator)
a. Inovator: Vernandi Yusuf Muhammad & Tim, DI Yogyakarta
b. Profil: Vernandi Yusuf Muhammad lahir di Sragen tahun 1998.
Saat ini Vernandi mahasiswa Teknik Elektro Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta. Karyanya dikerjakan bersama rekan-rekannya dari
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, yaitu
• Mar’atul Husna lahir di Merangin tahun 1998, mahasiswi Teknik
Kimia;
• Yenny Rahmawati lahir di Temanggung tahun 1998, mahasiswi
Teknik Elektro;
• Ponco Sukaswanto lahir di Tejosari tahun 1998, mahasiswa
Teknik Elektro; dan
• Rifa’ Atul Hanifa lahir di Temanggung tahun 1996, mahasiswi
Manajemen.
c. Judul Karya Inovasi: Bluetooth untuk Pemantauan dan
Pengendalian Hidroponik
Koordinator HKTI Innovation Award, Dr Avanti Fontana, mengatakan bahwa para penerima penghargaan tersebut merupakan hasil seleksi dari puluhan peserta yang mendaftar. Proses seleksi telah berjalan sejak awal Juni oleh Tim Juri yang terdiri atas sejumlah pakar dan praktisi bidang inovasi pertanian.
Sabtu, 23 Juni 2018, merupakan finalisasi seleksi dan penjurian yang berlangsung di Sekretariat HKTI di Jl. HOS Cokroaminoto, Jakarta. Ada 67 peserta dari berbagai daerah dari 16 provinsi yang mendaftar mengikuti seleksi HKTI Innovation Award 2018. “Ada 21 peserta finalis dan 12 penilai dalam seleksi tahap II ini. Tipe inovasi peserta mencakup on-farming innovation, off-farming innovation, dan social innovation,” kata Avanti yang juga merupakan Waketum HKTI Bidang Inovasi.
Para peserta “HKTI Innovation Award 2018” berasal dari berbagai latar belakang seperti para pemuda/pemudi, praktisi, akademisi, komunitas petani, guru, dan para inovator lainnya. “Penghargaan Inovasi HKTI Tahun 2018 merupakan bentuk apresiasi inovasi kepada organisasi/tim/individu yang memiliki karya inovasi yang dihasilkan dalam kurun waktu setidaknya lima tahun terakhir (2014-2018),” ungkap Avanti yang juga pengajar manajemen inovasi di Universitas Indonesia.
Selain ketiga kategori tadi, panitia juga menyediakan penghargaan khusus bagi generasi muda inovator (young innovator). “Penghargaan ini untuk merangsang dan mamacu semangat generasi muda dalam mencintai dunia pertanian dan mendorong terjadinya regenerasi petani,” tutur Avanti.
Melalui ajang penghargaan karya inovasi ini, HKTI ingin mengapresiasi para inovator di berbagai sektor pertanian, yang karya inovasinya memberikan manfaat besar bagi pengembangan pertanian, meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat, serta memberikan solusi menghadapi tantangan yang semakin besar.
Menurut Ketua Umum HKTI, Jenderal (Purn) Dr Moeldoko, pengembangan inovasi dan teknologi merupakan salah satu perhatian HKTI dalam memberdayakan petani dan mengembangkan pertanian Indonesia. Dalam berbagai kesempatan Moeldoko selalu menekankan bahwa petani harus menguasai teknologi dan melakukan berbagai inovasi.
Meski menerapkan teknologi dan inovasi terbaru, Moeldoko tetap mengingatkan bahwa sektor pertanian tetap harus menjaga kearifan lokal (local wisdom) sehingga inovasi teknologi dan budaya dapat saling melengkapi.(Mistqola)