Setiap pemimpin memiliki levelnya masing-masing. Ada pemimpin yang sukses karena dia berani membayar mahal anak buahnya. Ada juga pemimpin yang disegani karena secara fisiknya kuat sehingga tidak ada anak buahnya yang mampu mengalahkan kehebatannya.
Tidak jarang pula pemimpin yang mampu menguasai anak buah karena warisan. Ya, warisan karena dia adalah anaknya pemimpin sebelumnya, putra mahkota. Apa pun levelnya, setiap pemimpin baru bisa menjalankan kepemimpinannya jika pengikutnya mau terus menjadi pengikutnya. Tidak peduli pada level apa pun dan tidak peduli dengan alasan apa pun. Selama masih banyak orang yang mau menjadi pengikutnya maka dialah pemimpin.
Berhasil atau tidak seorang pemimpin tergantung kemampuan, integritas, dan pemahaman nilai-nilai kepemimpinan yang kita yakini dan jalankan.
Berikut ini adalah 5 Level Kepemimpinan Efektif
LEVEL 1 – Positional Leader
Pemimpin pada level ini adalah pemimpin yang menduduki posisinya karena jabatan. Segala perilakunya tidak bisa lepas dari posisi resminya yang sudah ditentukan oleh pihak lain atau atas kesepakatan lainnya. Para pengikut pemimpin ini lebih bersifat formal dan sekadar menaati peraturan saja. Kata kunci dalam level kepemimpinan ini adalah kewenangan (right).
LEVEL 2 – Permission Leader
Pada level kedua ini, kondisinya sudah berubah. Mungkin saja sang pemimpin jenis ini menjadi pemimpin karena kedudukan/ posisi. Namun, semua orang di lingkungannya memang mengharapkan dialah yang menjadi pemimpin sehingga terjalin hubungan yang sinergis. Para pengikut bekerja atau beraktivitas dengan gembira. Pemimpin melakukan tugasnya bukan berdasarkan kewenangan lagi (right) melainkan sudah berdasarkan hubungan baik (Relationship).
LEVEL 3 – Production Leader
Pemimpin level ini membuktikan dirinya sebagai pemimpin karena kualitas/kuantitas hasil kerjanya (Result). Orang-orang mau mengikutinya karena mereka melihat pemimpinnya hebat dalam bekerja. Tidak hanya asal berbicara, tidak sekadar memberi instruksi, tetapi memberikan bukti nyata dan teladan buat anak buahnya. Pemimpin jenis ini biasanya pintar dalam memotivasi anak buahnya.
LEVEL 4 – People Development Leader
Level pemimpin makin meningkat dan terus meningkat dengan kemampuan lain yang menonjol. Level 4 ini adalah pemimpin yang mampu menularkan kehebatannya kepada anak buah (reproduction). Sehebat apa pun kita, jika kehebatan itu hanya milik diri sendiri maka efeknya tidak akan optimal untuk organisasi. Kehebatan itu akan menjadi bola salju yang terus membesar jika ditularkan kepada orang lain. Inilah inti dari level keempat kepemimpinan.
LEVEL 5 – Pinnacle Leader
Inilah tingkatan pemimpin tertinggi yang bisa dicapai seseorang. Dialah pemimpin sejati yang punya kemampuan komplit. Bukan hanya kemampuan personal, teknis, dan profesional, tetapi juga keahlian komunikasi dan hubungan antar manusia. Efek dari berbagai kemampuan tersebut maka para pengikut sangat hormat kepadanya (respect). Tidak ada sikap lebih tinggi dari pengikut kepada pemimpinnya kecuali sikap hormat tersebut.
So, di tingkatan kepemimpinan manakah seorang Tun DR. Mahathir Mohamad atau yg sering akrab disapa dengan DR. M dihargai? Untuk menjawabnya, mari kita lihat rangkaian peristiwa di bawah ini:
Tun DR. Mahathir Mohamad terlahir pada 10 Juli 1925 di Alor Setar, Malaysia, merupakan mantan PM Malaysia terlama (1981-2003) ini berhasil memimpin oposisi meraih kemenangan bersejarah. Oposisi untuk pertama kalinya dalam sejarah mengalahkan koalisi partai yang berkuasa selama 60 tahun terakhir.
Saat berkuasa, dia punya anak muda dengan rekam jejak yang cemerlang, yakni Anwar Ibrahim. Mantan Menteri Keuangan yang kemudian menjadi Deputi Perdana Menteri itu dipercaya banyak pihak tengah disiapkan untuk menjadi pemimpin Malaysia, menggantikan Mahathir. Tapi, saat negeri itu diguncang krisis pada 1998, sang mentor dan anak didiknya itu terlibat perbedaan pendapat yang tajam tentang strategi penanganan krisis.
Anwar didepak dengan cara yang amat menghinakan. Dia ditangkap polisi dan dijebloskan ke penjara karena alasan amoral: melakukan perundungan seksual dengan sesama lelaki. Anwar kemudian bermertamorfosis dari ‘Putra Mahkota’ menjadi tokoh oposisi utama di Malaysia.
Selain Anwar, ada kader muda lain yang tak kalah cemerlang, Najib Razak. Dia merintis karier politik dengan menjadi anggota parlemen pada usia 23 tahun pada 1976. Dua tahun kemudian, Najib menjadi wakil menteri pada usia 25 tahun. Kariernya terus melesat hingga pada Januari 2004 terpilih menjadi Wakil Perdana Menteri mendampingi Abdullah Badawi, yang menggantikan Mahathir. Lima tahun berselang, April 2009, Najib sepenuhnya memimpin Malaysia.
Mahathir kemudian kembali ke medan politik dengan mendirikan Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM). Tapi disadari benar, kekuatan partai baru tersebut tak akan bisa optimal melawan Najib Razak. Mantan anak didiknya itu disokong kuat Barisan Nasional.
Sadar akan hal itu, Mahathir melirik kekuatan oposisi lain, Anwar Ibrahim, mantan putra mahkota yang pernah dipenjarakannya. Ajaib! Anwar sejak 2015 kembali mendekam dalam penjara.
“Dia ada melakukan kesalahan pada masa muda dan sudah cukup mendapat hukuman,” ujar Mahathir soal keputusannya berkoalisi dengan Partai Keadilan Rakyat (PKR) yang didirikan Anwar. “Yang penting adalah kami bekerja bersama dan keluarga Anwar bekerja erat dengan saya, saling mendukung untuk menyingkirkan Najib,” demikian dituturkan.
Kamis, 10 Mei 2018, sejarah membuktikan, koalisi Mahathir-Anwar berhasil menumbangkan Barisan Nasional (BN) yang mendominasi politik Malaysia selama 60 tahun, tak pernah tergantikan sejak Malaysia merdeka. Mahathir Mohamad dilantik menjadi PM Malaysia ke-7, yang sekaligus membuatnya sebagai pemimpin negara tertua di dunia di usia menjelang 93 thn.
Mahathir tidak diragukan merupakan seorang Pemimpin / Leader yang besar, beliau bukan hanya menjadi Pemimpin dan Panutan, tetapi juga berhasil mempersiapkan penerusnya (Badawi dan juga Najib). Mahathir juga mempunyai jiwa besar dengan kembali bersekutu dan memaafkan mantan anak didik nya yang dipenjarakan oleh nya.
Kemampuan Mahathir meyakinkan seorang Anwar Ibrahim dan pengikut setianya, patut diacungin 4 jempol, sungguh merupakan ciri seorang pemimpin besar. Sekarang, tugas besar menanti seorang Pemimpin Besar, waktu telah memberikan bukti bahwa Kepemimpinan Besar tidak pernah lekang dimakan masa. Kepemimpinan adalah tentang pengaruh, tidak lebih dan tidak kurang. Dan semuanya jatuh dan bangun karena sebuah Kepemimpinan.
Apakah Mahathir akan sanggup memenuhi janji-janji kampanyenya? Dan apakah Mahathir akan meng-estafetkan Kepemimpinannya kepada Anwar Ibrahim, sesuai janjinya? Saya berharap Tun DR. Mahathir Mohamad layak berada di tingkat tertinggi dalam level kepemimpinan (Pinnacle Leader), dan mendapatkan RESPECT sampai hayatnya sebagai seorang Leader.
Bagaimana menurut anda ???
Singapore, 10 Mei 2018
ITEH SIMON
Wakil Sekretaris Jenderal DPP PAN
Co-Founder Generasi Pandai
Author of The SERVER Leadership & The SERVER Leadership (Story)