
REPORT INDONESIA, JAKARTA. Aspirasi dan kebutuhan masyarakat Provinsi Aceh, diutarakan oleh Anggota DPR RI Fraksi Partai NasDem Zulfan Lindan kepada Ketua DPR RI Bambang Soesatyo, di Ruang Pimpinan DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (9/1/2019).
Pada kesempatan ini Zulfan Lindan yang juga berasal dari Daerah Pemilihan Provinsi Aceh II, mengajak langsung para tokoh masyarakat dari Aceh. Yaitu H. Tarmizi Daud (tokoh masyarakat Kota Lhokseumawe), Tgk. Iskandar, S.E.I (Anggota DPR Kabupaten Aceh Timur), Tgk. Fakhurrazi (Ketua ASWAJA Kabupaten Aceh Timur), Tgk. Fakhruddin (Pimpinan Dayah/Pesantren di Kabupaten Aceh Utara) dan Tgk. Mudawali (Panglima Penjaga Makam Pahlawan Nasional Cut Meutia di Kabupaten Aceh Utara).
Zulfan menyampaikan tentang perlunya pembangunan Pelabuhan Jetty Penumpang Toll Laut di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe. Posisi Kota Lhokseumawe yang berada di antara kota Banda Aceh dan Medan membuat Kota ini sangat strategis sebagai jalur distribusi dan perdagangan di Aceh.
“Pembangunan pelabuhan penumpang ini penting untuk mempermudah dan mempercepat arus mobilitas pelaku usaha, barang dan jasa. Pembangunan ini akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat Aceh. Juga, agar masyarakat Aceh yang mau ke luar negeri tidak perlu melalui Medan,” ujar Wakil Ketua Fraksi Partai NasDem DPR RI tersebut.
Selain itu, Zulfan juga menyampaikan bahwa pelabuhan yang dikelola oleh Pelindo I di Kota Lhokseumawe, yaitu pelabuhan Pelabuhan Krueng Geukueh, perlu didorong agar diaktifkan lagi.
“Sayang sekali, pelabuhan dengan fasilitas yang cukup lengkap itu tidak dimanfaatkan dengan optimal,” katanya.
Zulfan, yang juga Ketua DPP Partai NasDem Bidang Energi, SDA dan Lingkungan Hidup itu, juga menyampaikan mengenai kondisi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Kota Lhokseumawe. Yaitu Pelabuhan Perikanan Pusong. Kondisinya saat ini becek dan kurang memadai.
“Tempat pelelangan ikan ini perlu segera diperbaiki, agar aktivitas perekonomian di sana berjalan dengan baik, agar nelayan nyaman beraktivitas,” terang Zulfan.
Dirinya juga menjelaskan aspirasi masyarakat terkait dengan akses jalan menuju makam Pahlawan Nasional Cut Meutia di Kabupaten Aceh Utara, yang dimana jalan dari perkampungan menuju Makam di atas bukit, sepanjang 21 kilometer itu masih berupa tanah dan belum terbangun.
“Akses jalan ini perlu segera dibangun, untuk pengembangan ekonomi dan wisata religi di Kabupaten Aceh Utara,” katanya.
Zulfan juga menerangkan bahwa dayah atau pesantren yang di wilayah Aceh perlu mendapatkan perhatian yang lebih. Agar dayah lebih mandiri dan dapat menjalankan aktivitas belajar mengajar ilmu agama Islam dengan lancar.
Dayah di Aceh bukan saja hanya pusat pembelajaran agama Islam, namun juga sebagai pusat kebudayaan dan peradaban, guna pada akhirnya dapat menghasilkan pribadi yang berakhlak mulia, pungkas Zulfan.
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mendorong Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk segera membangun infrastruktur jalan Makam Pahlawan Nasional, Cut Meutia, di Kabupaten Aceh Utara.
Menurut Bambang dengan akses jalan yang bagus menuju makam Cut Meutia akan mendukung pengembangan potensi wisata religi, yang pada gilirannya juga akan memberikan efek positif terhadap perekonomian rakyat.
Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo juga menyambut baik usulan pembangunan pelabuhan penumpang di Kota Lhokseumawe. Pembangunan pelabuhan penumpang harus menjadi prioritas agar jalur perdagangan dan arus penumpang jalur laut di Kota Lhokseumawe bisa bergerak cepat.
Dikesempatan yang sama ini, Bambang juga mendorong pemerintah pusat dan pemerintah provinsi Aceh agar memperbaiki sarana dan prasarana di pelabuhan Perikanan Pusong, Lhokseumawe.