Home Report AGSI Memperluas Gerakan Dalam Kancah Global

AGSI Memperluas Gerakan Dalam Kancah Global

0
SHARE

Jakarta, REPORT INDONESIA – Tuntutan global dan kompleksitas permasalahan membuat Sumardiansyah Perdana Kusuma, selaku Presiden Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) berpikir agar keberadaan AGSI tidak hanya sekedar sebagai organisasi dengan rentetan program, melainkan sebuah organisasi yang identik dengan gerakan.

” Ada perbedaan mendasar antara keduanya, jika program identik dengan langkah-langkah prosedural dan formalistik, tidak demikian dengan gerakan yang lebih bersifat kolektif, kesadaran, sukarela, kemandirian, dan progresif. Berbicara AGSI adalah berbicara gerakan,” tegas Sumardiansyah.

Berangkat dari gerakan tersebut, rombongan yang dipimpin oleh Presiden AGSI Sumardiansyah Perdana Kusuma berkunjung langsung serta menjalin diplomasi dengan Ketua Persatuan Guru Sejarah Malaysia (PGSM) Bakhtiar Sukhor dan Ketua Persatuan Sejarah Melayu (PSM) Tan Sri Omar Moh. Hashim di Kuala Lumpur Malaysia. Di kesempatan yang sama, pada Tanggal 22 Maret 2018 sampai dengan Tanggal 23 Maret 2018 bertempat di Wisma Sejarah Kuala Lumpur, antara AGSI, PGSM, dan PSM berhasil mengadakan Seminar Antar Bangsa Kesejarahan Guru Sejarah Indonesia-Malaysia yang diikuti oleh 100 orang Guru-Guru Sejarah dari berbagai negeri bagian di Malaysia dan 30 orang Guru-Guru Sejarah terbaik sekaligus Pengurus Pusat AGSI dari Sabang sampai Merauke.

Dalam pidato sambutannya Presiden AGSI mengemukakan beberapa gagasan antara lain: (1) perlunya membangun kebanggaan dan mempertegas kembali identitas kita sebagai Melayu; (2) mengangkat peran Pendidikan Sejarah yang berorientasi pada nilai-nilai positif (penguatan karakter bangsa); (3) mempertemukan antara pemerintah, sejarawan, dan guru sejarah dalam menghadirkan narasi-narasi sejarah yang berbasis riset dan pedagogical content knowledge; (4) memerangi hoax yang bisa memicu kerenggangan antara Indonesia-Malaysia dengan memperkuat literasi dan diskusi; (5) Guru sejarah adalah ujung tombak peradaban, menjadi Guru Sejarah adalah sebuah kebanggaan dan kemuliaan. Tampak para audience dari kedua negara sangat antusias dan memberikan applause atas apa yang disampaikan oleh Presiden AGSI.

Bakhtiar Sukhor selaku Ketua PGSM mengungkapkan bahwa seminar Antara Bangsa Indonesia-Malaysia dapat menjadi sarana bagi Guru-Guru Sejarah untuk berbagi ilmu, pengalaman, dan pemikiran dalam memantapkan pendidikan sejarah. Hasil dari seminar diharapkan akan berdampak positif bagi institusi pendidikan masing-masing. Sedangkan Tan Sri Omar Moh. Hashim Ketua PSM menerangkan bahwa kerja sama antara Indonesia-malaysia telah berperan mendokumentasikan pengalaman sejarah dalam berbagai bidang di alam Melayu ini. Rasa cinta terhadap sejarah dan warisan bangsa perlu dipupuk, dirangsang, dan digalakan, terutama terhadap generasi muda.

Mereka berharap kegiatan semacam ini bisa terus berlanjut, selain mendapat ilmu pengetahuan, juga menambah jaringan persaudaraan, ungkap Herni Henry, Guru Sejarah SMK Bandar Sri Damansara 1 Malaysia.

Selain seminar, rombongan AGSI juga berkesempatan audiensi dengan Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Indonesia di Malaysia, Prof. Dr. Ari Purbayanto, agar AGSI dapat berkontribusi lebih jauh dalam dunia Pendidikan dan Kesejarahan dalam konteks Indonesia-Malaysia. Pada tanggal 24 Maret 2018 rombongan AGSI dijamu oleh perwakilan Ketua Menteri Malaka Ibu Azlin Nurain Adnan, makan siang di restoran Melayu Malaka serta diajak mengunjungi situs-situs sejarah seperti Stadthuys, museum, dan benteng St. Paul’s Hills (Afamosa). Melihat sepak terjang AGSI tentu semua berharap agar keberadaan organisasi ini dapat mengangkat harkat dan martabat Guru serta mata pelajaran Sejarah di Indonesia. Semoga….(Mistqola)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here