JAKARTA, REPORT INDONESIA. 100 hari Anies-Sandi memimpin DKI Jakarta belum ada sesuatu yang luar biasa.
Hal ini diungkapkan oleh Pengamat Politik Lingkar Madani, Ray Rangkuti saat diinterview sebelum acara Syndicate Update Diskusi Seri Politik Jakarta yang diselenggarakan Para Syndicate dengan Tema :” 100 Hari Anies-Sandi: Arah Jakarta Versus Branding Politik “, di kantor Para Syndicate Jl. Wijaya Timur 3 No.2 A Jakarta Selatan, Jum’at (26/1/2018).
Menurut Ray Rangkuti, memang secara image dibangun sedemikian rupa bahwa yang bersangkutan telah menunaikan janji-janji politiknya.
“Padahal menurut saya berbeda dengan apa yang dibayangkan oleh publik terhadap janji-janji politiknya itu hanya dilabel saja oleh Anies-Sandi, seolah-olah berbagai program yang dijanjikan itu sudah diselesaikan, misalnya soal Alexis. Yang ditutup oleh Anies-Sandi itu bukan aktivitasnya diskotek Alexis, tetapi penggunaan nama Alexisnya. Nama Alexis tidak boleh dipakai tetapi aktivitasnya sampai sekarang masih tetap berlanjut,” ungkap Ray Rangkuti.
Terkait dengan program rumah DP 0 rupiah, menurut Ray, DP memang 0 rupiah, tetapi faktanya orang tetap bayar setidaknya menurut asumsi itu Rp.30 Juta uang pangkalnya.
“Demikian juga dengan program OK OC, orang pada akhirnya sudah tahu harus bayar bunga antara 13 persen, tetapi itu semua diklaim seolah-olah sudah ditunaikan tanggung jawabnya, tetapi sebetulnya tanggung jawab yang Anies-Sandi telah lakukan tidak seperti dalam pandangan publik selama ini,” beber Ray Rangkuti di akhir interview.