Nama Mohammad Ikhsan Tualeka mungkin masih belum begitu banyak yang mengenal di dalam kancah nasional. Namun apa saja yang telah berhasil dikerjakan oleh tangan dingin pemuda 37 tahun ini, pasti sebagian besar pembaca pernah sayup – sayup terdengar.
Film Indonesia, “Salawaku” yang berhasil menjadi Nominasi bergengsi dalam acara Asian Future di gelaran Tokyo International Film Festival (TIFF), ke-29, Grand Prix, Tokyo, Jepang. Yang dibuka oleh Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada 25 Oktober 2016, tidak terlepas dari “racikan” Ikhsan Tualeka selaku Eksekutif Produser. Sebanyak 206 film ditayangkan dalam festival tersebut, dengan jumlah penonton mencapai 60.589 orang.
Bahkan di Negeri sendiri, film Salawaku menjadi nominator film terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 2016, dan membawa pulang tiga piala FFI 2016 untuk kategori Pemeran Anak Terbaik (Elko Kastanya), Pengarah Sinematografi Terbaik (Faozan Rizal), dan Pemeran Pembantu Wanita Terbaik (Raihanun).
Dan juga memenangkan Piala Dewantara untuk kategori Film Panjang Bioskop Terbaik dalam Apresiasi Film Indonesia (AFI) 2016. Prestasi lain termasuk didaulat sebagai film pembuka Jogja-Netpac Asian Film Festival 2016.
Mulai dari sini, nama Ikhsan mulai merangkak naik terdengar. Mesti pada awalnya sebagian besar menyangsikan kemampuan pemuda ini untuk memimpin dan mengembangkan Film Salawaku, namun beberapa perubahan penting yang dibuat Ikhsan dengan latar belakang keindahan panorama Maluku, lebih tepatnya Pulau Seram, Ikhsan berhasil menepis segala keraguan.
Jauh sebelumnya yang dikenal sebagai Produser Film, Ikhsan adalah seorang aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) dan Anti Korupsi. Ketertarikannya terhadap aktivitas social dan politik memang telah ditunjukan sejak masih dibangku kuliah.
Ikhsan juga menjadi Finalis The Next Leaders, ajang pencaharian pemimpin masa depan di Metro TV dan peraih beasiswa International Visitor Leadership Program di Amerika Serikat, aktif menulis artikel dan mengisi berbagai acara seminar dan talk show.
Sabtu, 22 Juli 2017, reportindonesia.com menemui Bang Ikhsan (red : sapaan akrab kami) di kediamannya, bilangan Jakarta Selatan, bertepatan tanggal lahirnya. Terlihat Bang Ikhsan mengenakan kemeja lipat lengan warna putih dengan celana jeans biru kasual.
Masih terlihat sama dengan 5 tahun lalu, disaat kami pertama kali menemuinya di Kampus Magister Paramadina, The Energy Tower, Sudirman. Bang Ikhsan masih tetap hangat dan santun beserta dengan segala ide-ide liarnya.
Pemuda penyuka olah raga running dan diving ini, mulai melakoni peran baru sebagai entrepreneur, yaitu sebagai CEO PT. Tabaos Karya Indonesia, perusahaan yang banyak bergerak di bidang industri kreatif. Yang juga tercatat sebagai anggota aktif di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).
Baginya pemuda itu adalah inti energi dan sumbu utama dalam membangun peradaban sebuah bangsa, karena itu pemuda jangan hanya menjadi penonton sejarah tapi juga harus mampu menjadi sebagai pelaku sejarah” tegas Ketua Empower Youth Indonesia (EYI).
Organisasi yang baru saja resmi dilantik pada Kamis (13/4/2017) ini terdiri dari beragam pemuda dari berbagai latar belakang sebagai wadah bagi pemuda untuk mengembangkan minat dan bakat, serta membangun networking yang mendunia. Organisasi ini juga tidak terlepas dari “bumbu” Bang Ikhsan. Bahkan, Menteri Pemuda dan Olah Raga Imam Nahrowi pun turut hadir sebagai keynote speech dalam acara pelantikan Pengurus Pusat EYI.
Kini, Ikhsan Tualeka sudah menjelma menjadi Tokoh Pemuda yang mulai diperhitungkan. Di tempat kelahirannya, Maluku, 5 dari 9 orang pasti mengenal Ikhsan Tualeka. Maka, sangat tidak heran jika sekaliber Politisi Senior Bitzael Silvester Temmar (BST) berambisi untuk merangkul Mohammad Ikhsan Tualeka (MIT) masuk kekancah perpolitikan sebagai Balon Wagub Maluku di tahun 2018.
Nusantara Nadiar.