Home Profile Kompetensi Defiyan Cori, Sang Ekonom Konstitusi

Kompetensi Defiyan Cori, Sang Ekonom Konstitusi

0
SHARE

Jakarta, REPORT INDONESIA – Defiyan Cori, lahir dan tumbuh menjadi seorang remaja di Kota Solok, Sumatera Barat, menempuh pendidikan sekolah dasar sampai sekolah lanjutan atas di kota kecil tersebut, yaitu Tahun 1976 memasuki SD Negeri 3, lalu melanjutkan ke SMP Negeri 1 pada Tahun 1982 dan kemudian menamatkan SMA pada Tahun 1988. Sempat tidak melanjutkan ke Perguruan Tinggi saat lulus SMA Tahun 1988, DC yang tak patah arang ini kemudian merantau ke Jawa, tepatnya ke kota pelajar Daerah Istimewa Yogyakarta.  Di kota yang juga dikenal sebagai kota budaya itu DC kemudian mengikuti bimbingan belajar di Lembaga Pendidikan PRIMAGAMA yang dikenal sebagai tempat kursus singkat bagi siswa yang akan meneruskan ke Perguruan Tinggi dengan metode pembelajaran yang efektif dan efisien. Semangatnya untuk dapat diterima di PTN terkenal UGM membuatnya minta izin untuk masuk kelas bimbingan belajar setiap hari sesuai jadwal pagi dan sore hari. Berkat kerja keras dan semangat belajar yang tinggi tanpa kenal lelah, maka pada Tahun 1989, DC diterima di Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada (UGM). Selama duduk di bangku perkuliahan, DC adalah aktifis kampus yang dikenal luas sebagai salah satu pendiri awal Senat Mahasiswa Perguruan Tingggi (SMPT) setelah terbitnya SK Mendikbud yang saat itu dijabat oleh Fuad Hasan, yaitu No. 0457/U/1990 menandai berakhirnya masa NKK BKK yang telah mengekang aktifitas kampus sejak Tahun 1980-an.

Selama menjadi aktifis organisasi  mahasiswa intra kampus, DC juga terlibat sebagai aktor utama dalam sejumlah aksi yang mengkritisi berbagai kebijakan pembangunan yang dijalankan saat itu dan dianggap tak sejalan dengan prinsip kehidupan bernegara yang berdasarkan Pancasila dan konstitusi UUD 1945, salah satu diantaranya adalah aksi penolakan atas SDSB yang merupakan aksi terbesar sepanjang sejarah pergerakan mahasiswa dengan hasil akhir dicabutnya izin undian berhadiah bersifat judi ini oleh Menteri Sosial saat itu yaitu Ibu Inten Soeweno. DC juga terlibat dalam aksi yang berkaitan dengan masalah perdamaian dunia, diantaranya adalah sebagai Ketua Solidaritas Mahasiswa bagi Muslim Boznia Herzegovina yang dibunuh secara tak berperikemanusian oleh Slobodan Milosevic, Presiden Serbia.

Selain itu, DC juga aktif sebagai figur yang menggerakkan semangat kewirausahaan dikalangan mahasiswa dan atas kepercayaan senior dan dosen manajemen FE-UGM ditunjuk sebagai Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Wirausaha (HIMAWI) periode 1993-1994. Pada Tahun 1994, DC juga terpilih sebagai wakil mahasiswa Indonesia dari unsur Koperasi Mahasiswa di PTN dalam kegiatan The Friendship Program for 21st Century yang merupakan program dari Japan Internasional Cooperation Agency (JICA) bekerjasama dengan Sekretariat Negara RI. Ia meraih penghargaan sebagai pemakalah terbaik saat seleksi diadakan oleh panitia program.

Semasa mahasiswa, DC dan kawan-kawan mendirikan dan mengelola 2 (dua) perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan yaitu CV. Prakarsa Cipta Mandiri sebagai Manajer Pemasaran dan PT. Cipta Solusi Widyata menjabat sebagai Direktur Keuangan.  Setelah memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, DC kemudian memilih terlibat bekerja sebagai Asisten Dosen dan terlibat menulis buku teks ajar bersama Dosennya, lalu menjadi Asisten Peneliti untuk berbagai proyek penelitian dan konsultansi bagi pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang berada di wilayah Jawa di Pusat Antar Universitas-Studi Ekonomi (PAU-SE) UGM.

Atas prestasinya itu kemudian DC menerima tawaran bekerja sebagai Financial Consultant Junior di lembaga internasional Swisscontact melalui program Small and Medium Enterprise Promotion (SMEP) di Malang, Jawa Timur. Keterlibatannya dalam pengembangan ekonomi masyarakat kemudian dilanjutkan dalam Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) yang dirancang oleh BAPPENAS sebagai program pemberdayaan masyarakat sejak pasca Indonesia mengalami krisis ekonomi pada Tahun 1998 dengan menjabat sebagai Koordinator Wilayah (Korwil) Kabupaten Sleman. Keberhasilannya dalam pendampingan dan pelatihan kelembagaan masyarakat ini, maka pada Tahun 2002, DC diterima sebagai Economic Expert untuk proyek yang diinisiasi oleh The World Bank dan Bappenas untuk mengevaluasi dan merancang Program Pengembangan Kecamatan tahap III yang juga berbasis pemberdayaan masyarakat desa dan antar desa (empowering development based on community) yang kemudian dikenal dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) di era pemerintahan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono. Saat program dilimpahkan ke Kementerian Dalam Negeri, di Sekretariat Nasional DC menjadi Koordinator HRD dan Monitoring dan Evaluasi Program, berhasil mengendalikan program pengelolaan keuangan di lembaga masyarakat (UPK) dengan tingkat korupsi hanya sebesar 0,08 persen berdasarkan riset lembaga internasional John Hopkins University.

Atas berbagai pengalamannya di bidang pemberdayaan masyarakat itu, maka pada Tahun 2002 DC kemudian mengikuti kegiatan Summer Course bidang Economic and Constitutional Law, kerjasama Bayreuth Universitat Germany dengan Universitas Parahiyangan.  Kemudian pada Tahun 2008 membentuk FORUM EKONOMI KONSTITUSI atas keprihatinannya melihat praktek perekonomian bangsa dan negara yang lebih mengarah pada sistem ekonomi kapitalisme dan neoliberalisme, jauh dari perintah konstitusi pasal 33 UUU 1945. Saat ini, DC dikenal luas sebagai analis ekonomi tak terbatas hanya soal ekonomi makro namun dengan sebutan EKONOM KONSTITUSI tulisan dan pandangannya dalam melihat permasalahan ekonomi bangsa dan negara, terutama kelembagaannya lebih merujuk pada perintah konstitusi.

By RD Forum 19

☝?H.O.P.E For DC ??

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here