Home Profile Hikmah Gelombang Panas Yang Melanda Dunia

Hikmah Gelombang Panas Yang Melanda Dunia

0
SHARE

Jakarta, REPORT INDONESIA – Korban meninggal akibat gelombang panas di banyak negara di belahan dunia Bagian Utara, seperti yang terjadi di Eropa, Korea, Jepang dan lain-lain, sudah memakan korban ratusan orang meninggal. Akibat terjadinya perubahan iklim (climate change)  yang terutama disebabkan oleh penggunaan energi fossil di dunia terlampau banyak, baik disektor tenaga listrik maupun di sektor transportasi. Climate change ini disebabkan oleh emisi Cabon Dioxide CO2, debu, dan lain-lain yang semakin banyak mengotori udara. Energy mix dunia terlalu didominasi oleh penggunaan energy fossil. Padahal energi fossil termasuk sumber energi primer yang relatif kotor.  Setiap produksi 1 kwh listrik dari PLTU  dihasilkan 1000 gram CO2. Listrik dari migas relatif lebih bersih dari batubara, namun CO2 yang dihasilkan masih relatif tinggi dimana produksi 1 kwh listrik dari BBM dan gas masing-masing menghasilkan CO2 sekitar 600 gram dan 400 gram. Listrik yang paling bersih adalah listrik dari EBT (energi baru terbarukan). Yakni tenaga nuklir (PLTN),  tenaga surya (PLTS), tenaga angin (PLTB), tenaga air (PLTA), dll. Kelemahan utama listrik dari energi terbarukan seperti PLTS, PLTB dan PLTA adalah bersifat alamiah karena tidak bisa menghasilkan listrik dalam 24 jam. PLTS menghasilkan listrik hanya pada siang hari, PLTB menghasilkan listrik hanya kalau ada angin bertiup. Listrik dari PLTA melemah dan anjlok saat musim kemarau.

Terjadinya gelombang panas yang melanda banyak negara di belahan dunia bagian Utara saat ini, menyadarkan banyak negara yang belakangan ini justru berencana hendak mengurangi bahkan hendak menutup PLTN nya. Justru kini mereka mulai sadar untuk kembali memanfaatkan listrik dari tenaga nuklir dengan menghidupkan kembali PLTN mereka yang sempat direncanakan hendak di tutup akibat musibah PLTN Fukushima. Kebutuhan listrik yang melonjak untuk pendingin (AC) ditengah terpaan gelombang panas, terbukti tidak mampu dipenuhi oleh PLTS dan PLTB yang bersifat intermitten. Pembangkit dari Tenaga Surya dan Angin yang dibangga-banggakan untuk mengganti PLTN terbukti secara empirik tidak bisa mengganti PLTN yang dapat menghasilkan listrik stabil 24 jam. PLTSurya PLTBayu tidak mampu memenuhi kebutuhan listrik yang melonjak akibat dampak Climate Change yang disebabkan oleh emisi CO2 dari pembangkit listrik berbasis energi fossil.

Kini ALAM YANG MENGINGATKAN UMAT MANUSIA UNTUK TIDAK BOLEH MEMUSUHI PLTN secara irrational. Terlebih kini teknologi PLTN Gen IV jauh lebih aman dan dengan biaya yang lebih kempetitif. Sedangkan emisi CO2 dan polusi udara di sektor transportasi sebagai bagian dari penyebab climate change pada saatnya akan dihilangkan dengan munculnya mobil listrik yang secara pasti akan melipatgandakan kebutuhan listrik yang bersih !!  Saatnya Indonesia bersiap-siap “GO NUCLEAR” untuk mendorong dan mendukung INDUSTRIALISASI dengan energi bersih yang dapat menghasikan listrik 24 jam secara aman sekaligus mengantarkan bangsa besar ini menjadi negara industri maju.

Penulis : Dr. Kurtubi, Wakil Ketua Fraksi Nasdem DPR RI Dan Ketua Kaukus Nuklir Parlemen.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here