Report Indonesia, Jakarta. Pemuda berdarah Jawa, Rengga Kristianto memantapkan pilihan terbaiknya untuk terjun ke dunia politik memperjuangkan aspirasi masyarakat Jawa Tengah melalui kursi legislatif dalam Pemilihan Umum 2024.
Sejak masih pelajar, Rengga memang sangat aktif berkecimpung dalam organisasi kepemudaan, salah satunya adalah Paskibraka (Pasukan Pengibar Bendera Pusaka).
Saat ini Rengga tengah bekerja menjadi Tenaga Ahli Anggota Fraksi Golkar sejak 2015.
Sebagai bagian dari generasi milenial yang katanya apatis terhadap politik, menurut Rengga, kita semua seharusnya sedikit banyak mengerti dan memahami tentang politik. Karena kebersinggungan kita terhadap politik menjadi bagian yang sangat penting sebagai bangsa yang bernegara.
Mayoritas pemilih pada pemilu 2024 didominasi pemilih anak muda. Menurut data dari Komisi Pemilihan Umum, sebanyak 66.822.389 atau 33,60% pemilih merupakan generasi milenial. Sementara pemilih dari generasi Z adalah sebanyak 46.800.161 pemilih atau sebanyak 22,85% dari total DPT Pemilu 2024. Jika diakumulasikan, total pemilih dari kelompok generasi milenial dan generasi Z berjumlah lebih dari 113 juta atau sebanyak 56,45% dari total keseluruhan pemilih.
“Pastinya keinginan kita masuk ke dunia politik orientasinya bukan melulu tentang kekuasaan. Akan tetapi, bagaimana keputusan kita dapat berdampak baik terhadap masyarakat luas.” ungkap Rengga.
“Selama ini yang ada dalam pikiran saya hanyalah bagaimana cara kita untuk berkontribusi dalam kemajuan Jawa Tengah. Saya selalu memiliki ide-ide segar untuk membangun sumber daya di Jawa Tengah. Bagaimana pun kita tidak bisa sendiri, kita harus bergerak sebagai sebuah generasi.” Rengga melanjutkan.
Sebagai bagian dari generasi milenial yang berkarya dalam politik, Rengga memberanikan diri mencalonkan sebagai Caleg DPR RI di Dapil Jawa Tengah III (Kabupaten Blora, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Pati, dan Kabupaten Rembang di Jawa Tengah.) dengan nomor urut 8, dari Fraksi Golkar.
Menurut penggemar Glenn Fredly ini, bahwa memiliki modal berupa popularitas saja tidak cukup untuk menjadi politisi. Bahkan ia juga sangat anti dengan Money Politik. Karena itu, ia juga meminta izin kepada Ayahnya untuk mendapatkan Restu dan Inayah Nya terjun kedunia politik yang penuh dengan tantangan.
