
REPORT INDONESIA, JAKARTA. Gemerlap Kota Jakarta dengan sejuta rutinitas nya menghadirkan segudang kompleksitas hidup setiap insan penghuninya.
Kompleksitas hidup yang dihiasi dengan kesibukan kerja, serta kesibukan untuk mengumpulkan pundi-pundi Rupiah menjadi racikan menu rutin masyarakat Ibukota Negara ini.
Kenyataan ini terkadang menjadi alasan bagi setiap insan di Jakarta dalam mencari tempat sebagai sarana melepaskan kepenatan setelah seminggu lamanya bekerja.
Salah satu tempat yang cukup diminati masyarakat Ibukota khususnya generasi Milenial yakni pelataran Taman Ismail Marzuki (TIM) yang terketak di Jl. Cikini Raya Kelurahan Menteng Jakarta Pusat.

Seperti pantauan Report Indonesia, Sabtu (26/01/2019) malam, selain dipadati generasi Milenial ibukota, TIM juga dipadati oleh para pedagang kaki lima yang menjual berbagai jenis jajanan baik berupa makanan ataupun minuman.
Salah seorang pengunjung Pelataran Taman Ismail Marzuki dari Generasi Milenial, yang juga merupakan Mahasiwa Institut Kesenian Jakarta (IKJ) Fakuktas Film dan Televisi, Dava Amrullah mengutarakan alasan utamanya menjadikan TIM sebagai salah satu tempat melepaskan lelah dan refreshing karena tempatnya yang nyaman dan juga memberikan kepuasan tersendiri karena di tempat ini dirinya dapat berjumpa dengan aktor-aktor seniman ibu kota.
“Selain itu ditempat ini harga makanan yang dijual oleh para pedagang kaki lima juga relatif murah”, ujar Dava.
Dari tingkat kenyamanan dan lokasi yang terbilang cukup bersahaja ini, dirinya merasa dapat melepaskan sejenak kepenatan rutinitas akademik yang di jalani setiap harinya, jelas Dava.
Pengunjung TIM lainnya, Jove Manukoa yang tergolong lebih dewasa dari segi usia menerangkan bahwa alasan dirinya memilih TIM sebagai tempat bersantai di akhir pekan, karena menurutnya TIM merupakan salah satu tempat bersejarah baginya
Lanjut Jove, Konteks history yang dimaksudkan ini karena sebelumnya diera tahun 1998, TIM merupakan tempat berkumpulnya para aktivis 98 dan sejumlah seniman dalam melakukan konsolidasi.
“Karena tempat ini dulunya pernah menjadi salah satu tempat konsolidasi bersama antara Mahasiwa pergerakan 98 dan juga para seniman”, kata Jove.
Selain menyimpan dan memiliki history pergerakan, menurut Jove yang juga berdomisili di Jakarta, banyak nya seniman di Taman Ismail Marzuki, membuat hidup terasa lebih berwarna dan oleh itu dirinya berharap tempat ini dapat terus dijaga kebersihan serta keasriannya, pungkas Jove.