Dmitry Medvedev : “ The US President’s signing of the package of new Russia sanctions ends hopes for improving our relations ” tulis Medvedev di Twitter melalui akun @MedvedevRussiaE, yang dikutip Kamis (3/8/2017).
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tunduk pada tekanan dalam negeri, dan menandatangani Undang-undang tentang sanksi terhadap Rusia, di Washington DC. Kongres AS menyetujui keputusan tersebut pekan lalu, mengeluarkan sebuah tindakan yang bertentangan dengan keinginan Trump yang ingin memperbaiki hubungan dengan Moskow.
Donald Trump menandatangani keputusan sanksi terbaru terhadap Rusia. Keputusan ini dinilai Moskow menjadi langkah perang dagang skala penuh dan mengakhiri harapan perbaikan hubungan dengan pemerintah Trump.
Wujud sanksi beragam, antara lain pembekuan aset sejumlah petinggi pemerintah Rusia serta pembatasan pada industri minyak Rusia, sektor keuangan, teknologi, dan persenjataan.
Rusia sebelumnya mengatakan, bahwa sanksi baru yang diberikan AS hanya akan menghalangi terciptanya hubungan baik dan kerja sama antar kedua negara. Sanksi yang dijatuhkan terhadap Moskow diputuskan karena tuduhan keterlibatan dalam pemilu AS 2016 serta aneksasi yang dilakukan atas Crimea pada 2014.
Dan Presiden Vladimir Putin mengusir 755 diplomat Amerika Serikat (AS) dari Rusia sebagai balasan atas sanksi terbaru yang dijatuhkan pemerintah Presiden Donald Trump. Putin memperingatkan bahwa hubungan Washington dan Moskow bisa macet dalam waktu yang lama.
Rancangan Undang-undang yang juga memberlakukan saksi baru terhadap Iran dan Korea Utara (Korut) itu, secara pribadi ditandatangani di Gedung Putih. Keputusan untuk memberi sanksi lebih keras kepada ketiga negara itu mendapat dukungan 419 suara dan hanya tiga suara yang menentang.
Nusantara Nadiar