Jakarta, REPORT INDONESIA – Etika politik memiliki tujuan menjelaskan mana tingkah laku politik yang baik atau sebaliknya. Standar baik dalam kontek politik adalah bagaimana politik diarahkan untuk memajukan kepentingan umum dan kesejahteraan rakyat. Jadi kalau politik sudah mengarah pada kepentingan pribadi dan golongan tertentu, itu etika politik yang buruk.
Sayangnya itulah yang terjadi di negeri ini. Etika politik relatif tidak diterapkan secara konsisten dan serius oleh elite politik penguasa. Demikianlah benang merah yang disampaikan Zulfikar H, SH., Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat saat menggelar sosialisasi empat pilar MPR di hadapan ratusan warga dan kader AMPD di kecamatan Pinang, Kota Tangerang (20/11).
Menurut Bang Zul, demikian biasa disapa, etika politik yang buruk mengakibatkan nasionalisme kita berubah menjadi “kebangsaan semu”. Padahal menurutnya nasionalisme kita hanya akan berkembang dengan subur di alam demokrasi bila Pancasila dijadikan acuan dalam etika politik.
Etika politik bisa berjalan kalau ada penghormatan terhadap kemanusiaan dan keadilan. “Ini merupakan prasyarat dasar yang perlu dijadikan acuan bersama dalam merumuskan politik demokratis yang berbasis etika dan moralitas” ujar Zulfikar H, yang juga Ketua BPJK DPP Partai Demokrat.
Ketidakjelasan secara etis berbagai tindakan politik dinegeri ini membuat keadaban publik saat ini mengalami kehancuran. Fungsi pelindung rakyat tidak berjalan sesuai komitmen. Keadaban publik yang hancur inilah yang seringkali merusak wajah hukum, budaya, pendidikan dan agama di negeri tercinta kita ini.
“Rusaknya sendi etika membuat wajah masa depan bangsa ini kabur. Sebuah kekaburan yang disebabkan karena etika tidak dijadikan acuan dalam kehidupan politik”, ujar legislator asal Banten III, Tangerang Raya.
Menurut Zulfikar, melihat fenomena hingga hari ini, publik hanya disuguhi hal yang menyenangkan dan bersifat indrawi belaka. Artinya rakyat hanya diberi harapan yang minim realisasi nyata. Kondisi ini jelas bukan saja menciderai etika politik Pancasila saja, tetapi etika politik yang berpijak pada Pancasila hancur karena penerapan kebijakan politik identik dengan banyaknya kebohongan publik.
Masih menurut Zulfikar, suguhan kebohongan perpolitikan mengakibatkan efek domino bagi rakyat yaitu hilangnya harapan dan cita cita rakyat menggapai kemakmuran, kesejahteran dan ketenangan sebagai warga bangsa.
“Sudah seharusnya elite politik dan penguasa mewujudkan etika politik yang semestinya sebagai sumber inspirasi batin dalam menjalankan roda perpolitikannya”, ujarnya. Jika politik tidak tersentuh oleh etika iman, seperti yang diajarkan oleh sila pertama dari Pancasila bisa dipastikan cita-cita the founding fathers untuk mensejahterakan warga bangsa, anak cucu negeri ini tidak pernah terwujud.
Diakhir acara sosialisasi empat pilar, Bang Zul berpesan kepada audience agar tetap semangat dan optimis dengan tetap menjaga kebhinekaan, kebersamaan dan kerukunan. Menurutnya kebangsaan Indonesia perlu dirajut ulang dengan mengacu pada Pancasila untuk ditegakan kembali secara murni dan utuh yaitu membela rasa keadilan rakyat, kesejahteraan dan pengabdian pada ibu pertiwi.