Report Indonesia, Sampang, 30/06. Pancasila yang hendak dijadikan ideologi resmi negara menghadapi tantangan yang yang hebat baik dari internal maupun eksternal bangsa Indonesia. Menghadapi gempuran paham kebangsaan dari luar Pancasila pernah terbukti tangguh bertahan karena dipraktekkan dengan seksama oleh bangsa Indonesia. Kini Pancasila kembali menghadapi tantangan bukan hanya dari paham luar, namun juga paham luar yang dianut oleh sekelompok orang indonesia itu sendiri.
Menghadapi kenyataan yang demikian ini, Anggota MPR RI, Willy Aditya mengatakan perlu ada revitalisasi Pancasila agar kembali ditemukan di dasar sendi prikehidupan kebangsaan. Dia menegaskan nilai-nilai Pancasila yang ditemukan dan tumbuh dari moralitas masyarakat nusantara sudah sangat tepat sebagai pemersatu bangsa dan pasti akan terus relevan. Menurutnya, nilai-nilai yang demikian tidak dapat diinjeksi sebagai sesuatu yang tidak dapat diperbincangkang. Justru menurutnya setiap saat Pancasila harus ditemukan kembali praktiknya dalam keseharian bangsa yang terus berkembang.
“Pancasila sudah barang tentu sesuai dengan keragaman kita dan itu yang membuat kita tetap utuh sebagai bangsa. Yang menjadi soal adalah bagaimana kita menemukan kembali kesesuaian nilai-nilai perekat kebangsaan itu di dalam keseharian pergaulan kita,” katanya.
Legislator Partai NasDem ini menjelaskan, Pancasila tidak akan pernah lekang dimakan jaman jika warga diajak untuk terus mendiskursuskannya. Memanipulasi tafsir Pancasila dengan kekuasaan menurut Willy justru akan menjadi senjata makan tuan dalam kehidupan bersama. Pancasila menurutnya tidak boleh hanya menjadi simbol eksklusif pihak tertentu dan menuding pihak lainnya sebagai lawan.
“Pancasila itu milik kita bersama, tidak ada yang boleh menguasai tafsir tunggal atasnya. Kita bersama-sama membangun dan menguatkan nilai-nilai itu,” ungkapnya.
Jebolan Filsafat UGM ini mengatakan setiap jaman akan menemukan narasi Pancasila sesuai lingkungan yang dihidupinya. Karena itu mensakralkan Pancasila sebagaimana jaman lalu, untuk dipaksakan berlaku di jaman saat ini akan menjadi hal yang justru kontra produktif.
“Milenial itu punya narasinya sendiri bagaimana hidup bersama dan mengatur pergaulannya. Jangan paksakan dengan cara-cara lama. Pancasila justru harus dihidupkan dengan situasi perubahan jamannya. Sakralitas Pancasila itu justru terletak pada dialognya. Jika hal ini justru dihilangkan, apalagi yang tersisa” gugatnya.
Dalam agenda sosialisasi empat pilar MPR, Willy Aditya mengajak warga untuk bersama-sama mencari cara-cara kreatif agar dialog kebangsaan menemukan kembali Pancasila dapat diminati warga. Menurutnya warga yang terlibat dalam melahirkan nilai-nilai hidup bersama, akan merasa penting untuk menjaganya.
“Kita dituntut untuk kreatif menciptakan produk-produk yang memiliki nilai Pancasila agar anak-anak masa depan kita makin menghayati kesesuaian Pancasila dalam setiap jaman. Semua cara harus kita hargai karena begitulah para pendiri bangsa ini menemukan Pancasila,” pungkasnya.