MENJAWAB KERAGUAN BANYAK PIHAK TENTANG KEMAMPUAN DAN KEDISIPLINAN BANGSA KITA DLM MEMBANGUN DAN MENGOPERASIKAN PLTN, SERTA PERLUNYA INDONESIA SEGERA MEMBANGUN PLTN: FAKTA:
1). Anak-anak bangsa telah terbukti MAMPU mengoperasikan beberapa PLTN pilot project kapasitas kecil yang dibangun sejak tahun 1960an di Bandung, Yogya, dan Serpong. Terbukti PLTN-PLTN tersebut ternyata SELAMAT dan selama ini AMAN-AMAN SAJA dalam puluhan tahun terakhir ini;
2). SDM Ahli-ahli Nuklir kita tamatan ITB, UGM, STTN dan Perguruan Tinggi luar negeri lebih dari cukup, bahkan banyak dari mereka yang diakui oleh dunia dan bekerja di manca negara.
3). Teknologi PLTN sebagaimana jenis-jenis teknologi yang lain sebagai karunia Tuhan terus berkembang , baik dari segi cost, efisiensi maupun dari segi keamanan;
4). Fakta bahwa PLTN yang mengalami musibah seperti PLTN Chernobyl di Ukraina masih memakai teknologi Gen I, PLTN Fukushima memakai Gen II. Padahal kini sudah masuk teknologi PLTN Gen IV yang sangat aman dan efisient.
5). Data menunjukkan bahwa korban manusia yang mati terkait kecelakaan pembangkit listrik diseluruh dunia menunjukkan bahwa PLTN justru yang paling aman dibanding dengan pembangkit PLTU Batubara dan pembangkit lainnya. Indikatornya: Jumlah korban per kwh listrik yang dihasilkan dari setiap jenis pembangkit. Indikaror ini menunjukkan PLTN yg paling rendah/aman.
6). Dari segi jumlah CO2, debu, merkuri, NOx dan pollutant yg dihasilkan, PLTN tak terbantahkan sebagi jenis pembangkit listrik yang paling bersih, disisi lain tercatat PLTU yang paling kotor.
7). Listrik yang dihasilkan oleh PLTN sangat stabil, stroom dihasilkan full 24 jam sehari, 365 hari dalam setahun dengan pengisian bahan bakar hanya setiap 1,5 tahun – 2 tahun sekali. PLTN sangat cocok menjadi base load untuk mendukung INDUSTRIALISASI, karena hampir semua pebrik/industri beroperasi 24 jam. Beda dengan jenis Pembangkit EBT yang lain seperti PLTSurya, PLTBayu. PLTMikroHidro, PLTBiomas, dan lain-lain, yang bersifat INTERMITEN karena sifat alamiahnya yang mustahil dapat menghasilkan listrik stabil 24 jam. PLTS hanya menghasilkan listrik siang hari saja, PLTB hanya menghasilkan stroom jika ada angin bertiup. PLTA dan PLTMH stroomnya anjlok dimusim kemarau. Pembangkit yang bersifat intermiten ini sangat tergantung pada aki/baterai yang justru dapat berpotensi sebagai sumber baru perusak lingkungan jika belum ada teknologi baterai yang dapat menyimpan stroom dalam kapasitas sangat sangat besar. Tapi meskipun demikian sayapun setuju EBT yang bersifat intermiten ini untuk terus dibangun dan dikembangkan karena EBT ini merupakan energi bersih dan bisa diperbaharui, Tapi sulit untuk bisa mendukung proses INDUSTRIALISASI di tanah air. Padahal untuk bisa mempercepat agar kita bisa menjadi Negara Industri Maju, maka kita harus mendukung dan mempercepat semua jenis industri di tanah air. Seperti Industri Berbasis Sumber Daya Alam seperti Industri berbasis pertambangan (smelter dengan seluruh industri hilirnya), Industri berbasis wisata (perhotelan, kuliner, kerajinan tangan), Industri berbasis pertanian (pabrik makanan ternak, kuliner), Industri berbasis perikanan (cold strorage, pengalengan ikan), Industri berbasis peternakan (corned, kuliner dengan pengawetan dan packing menggunakan teknologi nuklir) dan semua jenis industri yang lain harus didukung oleh ketersediaan supply listrik yang cukup, bersih dan stabil serta dengan costs yang kompetitif.
8). Selama ini ada semacam error yang fatal dalam membandingkan cost dari setiap jenis pembangkit dengan tidak menginternalkan biaya external yang timbul akibat pencemaran, kerusakan lingkungan, perubahsn iklim akibat oemakaian sumber energi fossil dalam pembangkit listrik. Kemudian menyimpulkan bahwa Biaya Pokok listrik dari PLTU paling murah dibanding dengan BPP PLT EBT termasuk PLTN. Calculating Error yang belum meng-internalized externality costs telah menyebabkan perlakuan diskriminatif terhadap pemanfaatan PLTN ditanah air. Externality costs timbul karena adanga polusi, emisi carbon, pencemaran udara karena debu, merkuri, NOx , dan lain-lain yang disebabkan oleh penggunaan energi fossil ( batubara dan migas). Ada konsep costs yg perlu disempurnakan dalam penentuan basis BPP untuk membangun PLTEBT yang bersih dan ramah lingkungan termasuk PLTN. Kedepan kita butuh listrik, tidak hanya kita concern tentang jumlah kapasitas pembangkit, tapi juga HARUS memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat.
9). Dari sisi cost, PLTN telah mencapai kemajuan yang significant denga cost yang sangat kompetitif bahkan kini telah mencapai costs yang lebih rendah dari PLTU Batubara. Setelah Bung Karno dengan visi jauh kedepannya di awal tahun 1960an telah mencita-citakan agar PLTN dibangun di Indonesia untuk mensejahterakan rakyat. Maka kini setelah lebih dari 50 tahun, sudah saatnya PLTN segera dibangun ditanah air. GO NUKE !!!.
(DR. Kurtubi – Ketua Kaukus Nuklir Parlemen; Wakil Ketua Fraksi Nasdem; Alumnus FEUI, Colorado School of Mines dan Institut Francaise du Petrole)