Jakarta, REPORT INDONESIA – Sejumlah individu dan pekerja HAM, akademisi dan profesi, hadir dalam pembacaan Maklumat Akal Sehat di depan media cetak, online dan elektronik, pada Hari Rabu (25/4/2018) di Cafe De Pana, Jl. H. Agus Salim No.74, Menteng, Jakarta Pusat.
Aktivis HAM, Romo Sandyawan menyatakan bahwa mengapa pembahasan dan kecamuk politik di negeri ini akhir-akhir ini justru semakin memuakkan dan menuju pada kedangkalan ? Menurut hemat saya persis karena kita mulai meninggalkan akal sehat.
” Jadi kita terjebak dalam agenda yang sangat jangka pendek. Bahkan instan, yang sering dinamakan hegemoni makna. Kita terlalu terjebak pada rezim tafsir tunggal. Segala sesuatu ditafsirkan untuk kepentingan politik kekuasaan sesaat,” ungkapnya.
Dan menurut Romo Sandyawan Sumardi, bahwa kita jauh sekali dari ichtiar bersama untuk meraih agenda jangka panjang kemanusiaan kita, ke kemanusiaan yang adil dan beradab. Itu hanya mungkin dilakukan kalau kita berani untuk membuka kemajemukan terhadap takdir dan narasi negeri ini.
Sementara itu dikesempatan yang sama, tokoh intelektual senior, HS. Dillon menyatakan bahwa besar bukan karena pertumbuhan perekonomiannya, namun dia besar karena pemikirannya dan tidak mungkin kita mencoba nanti di tahun 2024-2045 kita gapai itu, kalau ini tidak kita kembangkan kemajemukan pemikiran.
” Kebhinekaan Multi Matra itu penting sekali. Dihadapan kita sering lihat betul penguasa dan sekarang non penguasa diluar pemerintahan selalu berusaha mempunyai narasi tunggal. Kita bisa maju kalau kita memberikan ruang kepada semua pihak untuk mengajukan pandangan-pandangan mereka tentang bagaimana kita menghadapi tantangan di masa mendatang,” jelasnya.
HS. Dillon berharap dengan apa yang kita katakan sekarang, teman-teman ini lebih memahami perjalanan bangsa ini tidak mungkin kita jadi bangsa yang besar kembali lagi kepada peradaban yang dulu kita jadi bangsa besar, sekarang menjadi bangsa kecil. Lalu kita membungkam semua orang yang bicara, maka kita akan menjadi bangsa yang lebih kecil lagi.
Maklumat Akal Sehat ini diluncurkan sebagai sebuah upaya penguatan diskursus bagi proses demokrasi di Indonesia. Situasi politik kerap menciptakan permusuhan tanpa memberikan ruang pda rasionalitas dan nilai.
Politik kepentingan dan rebutan kekuasaan dijadikan justifikasi untuk menghalalkan segala cara, termasuk kriminalisasi pernyataan dari kelompok yang berargumentasi.
Pembacaan Maklumat Akal Sehat ini dibacakan oleh Robertus Robert dan disaksikan oleh Rocky Gerung, HS Dillon, Abdul Qodir, Haris Azhar, Jaya Suprana, Hendardi, Ubaidilaah Badrun, JJ Rizal, Bagus Takwin, Daniel Hutagalung, Atnike Sigiro, Bramantya Basuki, Bivitri Susanti, Fika Rosemary, Agus Mediarta.