Jakarta, REPORT INDONESIA – Media konvensional, perusahaannya harus memiliki berbadan hukum pers, wartawannya harus memiliki sertifikasi kompetensi dan harus menjaga independensi.
Demikian ungkap Ketua Serikat Media Siber Indonesia, Auri Jaya dalam acara Diskusi Media Kaukus Muda Indonesia (KMI) dan Berita Kaukus.com dengan Tema :” Indonesia Optimistis: Peran Kongkret Media Membangun Optimisme Bangsa Melalui Pemberitaan ” di Gedung Dewan Per JL. Kebon Sirih Jakarta, Senin(23/4/2018).
” Apakah pemberitaan harus menumbuhkan optimisme ? Ini menjadi pertanyaan yang sulit bagi kami, terutama pelaku media. Karena media pada prinsipnya harus memberitakan fakta, kadang fakta tidak membuat orang optimis, seandainya tingkat pemahaman masyarakat masih rendah,” ungkapnya.
Auri Jaya berharap media konvensional bisa menyajikan berita yang membuat masyarakat bisa menjadi optimis. Dimana jika media bisa menyampaikan fakta-fakta, maka dari fakta-fakta itulah akan muncul solusi-solusi dari masyarakat. Keterbukaan informasi seharusnya lebih membuka peluang untuk orang banyak dapat memberikan solusi.
Sedangkan pengamat media, Agus Sudibyo menyatakan bahwa Indonesia harus optimis.
” Teman-teman media/pers/ wartawan harus bisa membantu masyarakat dalam menghadapi atau bersikap terhadap medsos dan internet,” harapnya.
Menurut Agus Sudibyo, wartawan profesional harus bisa memberikan sesuatu yang lebih baik dari medsos. Karena ini tahun politik maka penting sekali teman-teman wartawan jangan menjadi follower medsos dalam hal menyebarkan informasi-informasi yang meresahkan masyarakat atau yang membuat masyarakat bingung. Teman-teman media harus bisa menyajikan pemberitaan yang lebih baik.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Ikatan Wartawan Online, Jodhi Yudono menyatakan masih optimis karena masih memiliki teman-teman di media online yang masih bersemangat memberantas berita-berita Hoax.
” Saya sih memiliki keinginan media harus independen. Dulu kita memiliki tokoh pers Muchtar Lubis yang sangat idealis, sehingga setiap ungkapannya selalu diikuti oleh masyarakat Indonesia,” harapnya.
Menurutnya, media-media yang dulu dianggap sebagai objektif, independen, sekarang nyaris tidak ada karena pemilik modal juga, kapitalis juga.
” Marilah kita jangan sibuk oleh persoalan yang birokratis, yang menurut saya hanya menghabiskan waktu di dunia wartawan ini. Kenapa kita tidak memulai sekarang dengan terjun ke lapangan yaitu dengan memberikan pelatihan-pelatihan jurnalistik kepada kawan-kawan media,” ungkapnya.
Acara Diskusi ditutup dengan Pernyataan Sikap Membangun Optimisme Melalui Pemberitaan dari Kaukus Muda Indonesia dengan berkomitmen, diantaranya lebih memilih membangun optimis masyarakat melalui pemberitaan daripada sekedar mencari sensasi dan mengejar rating tinggi pemberitaan semata.(Mistqola)