Home Bisnis Taipan Mengendalikan Ibukota Baru Indonesia, Dari Bakrie Sampai Prabowo.

Taipan Mengendalikan Ibukota Baru Indonesia, Dari Bakrie Sampai Prabowo.

0
SHARE

Report Indonesia, Jakarta. Pada 26 Agustus 2019 lalu, Presiden Joko Widodo telah mengumumkan bahwa Ibu Kota Negara Republik Indonesia akan dipindahkan dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur.

Pemindahan Ibu Kota Baru yang berjarak 1.400 kilometer dari Jakarta, akan dibangun sebagai mega proyek di wilayah administratif Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Luasnya mencapai 180.965 hektar.

Dengan perkiraan biayanya sebesar US $ 33,5 Miliar atau setara dengan Rp 470 Triliun, atau sekitar 18 persen dari anggaran negara Indonesia yang senilai US $ 178 Miliar. Jokowi telah mengisyaratkan signifikansi keputusan yang diambilnya itu, bahwa pembangunan mega proyek akan dimulai tahun 2020.
Dilansir dari laporan Koalisi LSM. Para aktivis telah mengidentifikasi bahwa para Taipan Miliarder yang akan mengendalikan situs Ibu Kota Baru dan berpotensi mendapat manfaat dari mega proyek senilai US $ 33,5 Miliar.

Mega proyek US $ 33,5 Miliar akan menguntungkan kepentingan segelintir penguasa lahan yakni tambang batu bara, sawit, kayu, dan pembangkit listrik tenaga uap batu bara serta pengusaha properti. Dimulai dari proyek penambangan hingga proyek perkebunan, dengan kepemilikan perusahaan dari Bakrie sampai ke Prabowo.

Kawasan Ibu Kota baru akan dibagi menjadi tiga ring. Ring satu seluas 5.644 hektar yang disebut pemerintah sebagai Kawasan Inti Pusat Pemerintahan, ring dua seluas 42.000 hektar yang disebut pemerintah sebagai Kawasan Ibu Kota Negara (IKN), dan ring tiga seluas 133.321 hektar yang disebut pemerintah sebagai Kawasan Perluasan Ibu Kota Negara.

Mega proyek Ibu Kota Baru akan menguntungkan perusahaan yang dimiliki oleh Keluarga Bakrie yang telah dikenal luas oleh publik sebagai keluarga terkuat dan terkaya di Indonesia. Keluarga Bakrie memiliki perusahaan pertambangan terbesar di Indonesia, PT Bumi Resources, Tbk. (BUMI) melalui anak perusahaan PT. Kaltim Prima Coal (KPC) berencana membangun pembangkit listrik baru, sejalan dengan pemindahan ibu kota baru RI ke Kalimantan Timur. PT KPC memiliki tambang batu bara di daerah Sangatta, berjarak 170 kilometer (km) dari Samarinda atau sekitar 260 km dari wilayah yang akan dijadikan ibu kota baru.

Situs untuk Ibu Kota Baru ternyata tumpang tindih atau konsesi (pemberian hak, izin, atau tanah oleh pemerintah, perusahaan, individu, atau entitas legal lain). Tercatat, ada sekitar 162 konsesi, dan kebanyakan dari mereka untuk penambangan batubara dan konsesi perkebunan kayu pulp. Serta ada beberapa konsesi yang izinnya tidak akan habis masa berlakunya selama 20 tahun lagi.

Di antara perusahaan dengan konsesi adalah mereka yang berafiliasi dengan miliarder kayu dan kelapa sawit Sukanto Tanoto. Di antara banyak bisnis Tanoto adalah Asia Pacific Resources International Holdings (APRIL), perusahaan pulp dan kertas terbesar kedua di Indonesia. Anak perusahaan APRIL, PT International Timber Corporation Indonesia Hutani Manunggal (ITCI HM), saat ini mengelola perkebunan kayu pulp di lokasi ibukota baru yang tumpang tindih dengan lahan seluas 5.644 hektar (13.950 hektar) di mana pemerintah berencana untuk membangun kantor baru kompleks.

Taipan Hashim Djojohadikusumo, saudara lelaki Prabowo Subianto, seorang calon presiden dua kali presiden dan menteri pertahanan saat ini, juga masih mengendalikan 173.400 ha (428.500 hektar) konsesi di Ibu Kota Baru melalui perusahaannya, PT International Timber Corporation Indonesia Kartika Utama, mewakili area yang lebih besar dari kota Los Angeles.

PT Adaro Energy Tbk (ADRO) perusahaan tambang batu bara terbesar kedua yang memiliki lahan tambang di Kalimantan Timur, melalui PT Bhakti Energi Persada (BEP). Dengan Garibaldi Thohir sebagai Presiden Direktur, dan Sandiaga Uno (Pengusaha dan Cawapres dalam Pilpres 2019 bersama Prabowo) memiliki 15 persen saham Adaro.

BEP memiliki 15 anak perusahaan, tujuh di antaranya memiliki izin usaha pertambangan (IUP) atas seluas 34 ribu hectare yang belum dikembangkan di kabupaten Muara Wahau (Kalimantan Timur). Lokasinya sekitar 250 kilometer di utara Balikpapan dan 120 kilometer ke pantai. Cadangan batu bara untuk area konsesi ini diperkirakan mencapai 7,96 miliar ton.

PT. ITCI Kartika Utama juga memiliki lahan seluas 42.000 hektar dalam ring dua wilayah IKN dimiliki oleh Hashim Djojohadikumo, adik kandung Prabowo Subianto (Capres Pilpres 2019). Dan di bawah naungan Arsari Group yakni PT. Arsari Tirta Pradana berupa bendungan atau danau buatan dan SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) yang direncanakan akan menyediakan sumber air bersih untuk kebutuhan ibu kota baru tersebut, Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara.

Presiden Jokowi juga masih optimis bahwa tahun 2024, pada akhir masa jabatannya, sebagai tahap 1 semua badan eksekutif sudah berhasil dipindahkan ke IKN, menyusul perpindahan tahap kedua, pemerintah akan membangun fasilitas lain seperti stasiun, universitas, dan kantor non-kementerian atau lembaga-lembaga tinggi.

Dalam kesempatan ini, team Report Indonesia juga menanyakan tanggapan serta harapan kepada Pengusaha Muda salah satu pemilik Bakrie Group, Arya Bakrie.
“Pemindahan Ibukota adalah rencana yang bagus dan wajib memberikan dampak yang baik bagi penduduk sekitar” Pungkas Arya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here