Home Report Kapal Niaga Raksasa Dan Inovasi Membangun GHK Di NTB

Kapal Niaga Raksasa Dan Inovasi Membangun GHK Di NTB

0
SHARE

Jakarta, REPORT INDONESIA – Effisiensi Perdagangan International dengan ukuran kapal  niaga yang semakin besar agar ongkos angkut barang  antar benua menjadi semakin murah. Itu sebabnya mengapa saat ini Terusan Panama misalnya, sedang diperlebar dan diperdalam. Contoh manfaat beroperasinya kapal niaga ukuran raksasa yang dapat menurunkan ongkos angkut, yakni seperti angkutan barang dari Indonesia ke Amerika Serikat dan sebaliknya kini menjadi semakin murah. Peresmian pelayaran perdana dari kapal Niaga dengan ukuran raksasa dari Tanjung Priok ke Los Angeles, dilakukan oleh Presiden Jokowi pada tanggal  15 Mei 2018. Salah satu hikmah dan pelajaran dari peresmian pelayaran kapal niaga raksasa ini adalah adanya upaya untuk memanfaatkan dan mengoptimalkan Lokasi Geografis Selat  Lombok yang merupakan Alur Laut Kepulauan Indonesia – 2 (ALKI-2 ) dengan lebar 45 km dan kedalaman laut hingga mencapai 4 km. Ditengah Trend Effisiensi Ongkos Angkut dalam Perdagangan Internasional, maka ide/rencana untuk membangun Bandar Laut International di Kayangan, Lombok Utara ( Global Hub Kayangan) dapat dilihat sebagai upaya/  Inovasi Cerdas untuk masa/waktu yang jauh kedepan, demi kepentingan Nasional dan Internasional. Proyek Global Hub Kayangan (GHK) yang sudah lama diimpikan oleh Rakyat dan Pemda NTB dan daat ini didukung penuh oleh Fraksi Nasdem DPR RI, akan diintegrasikan dengan Kilang Minyak dan Kota Industri  berpenduduk 1 juta orang. Kira-kira mirip dengan Kota Pelabuhan Rotterdam di Belanda yang juga memanfaatkan lokasi strategis Belanda yang berada di Pantai Barat Eropa dimana Pelabuhan Rotterdam juga mengintegrasikan kota pelabuhan dengan kilang minyak . Fraksi Nasdem sejak dini mendukung Pembangunan GHK dengan, misalnya berinisiatif mengadakan Seminar Tentang Pembangunan Global Hub Kayangan di Gedung Kura-kura DPR RI Senayan Jakarta. Seminar tentang GHK ini  mengundang khusus Pembicara Ahli dari Rotterdam dan Kedubes Belanda di Jakarta pada tahun 2014, tahun kelahiran Fraksi Nasdem di DPR RI. Dukungan Fraksi Nasdem terhadap pembangunan GHK yang terintegrasi dengan Kilang Minyak, juga ditunjukkan oleh posisi Fraksi Nasdem yang meminta agar Pembangunan Grass Root Refinery (GRR/ Kilang baru ) supaya dibangun di Lombok Utara  dengan alasan:

1. Perairan Selat Lombok yang lebar dan dalam sangat cocok untuk dilalui dan disinggahi oleh Kapal niaga dan Kapal Tanker minyak raksasa (VLCC) yg mengangkut minyak mentah import untuk diolah di Kilang GRR yang secara pasti akan membutuhkan 100% minyak mentah import.

2). BBM yang dihasilkan dari Kilang GRR diperuntukkan untuk wilayah Indonesia Tengah dan Timur, sehingga akan sangat menghemat ongkos angkut BBM bila dibanding dengan ongkos angkut dari Bontang, yang konon akan menjadi lokasi GRR yang tidak didukung oleh studi tapak.

3). Untuk kepentingan efisiensi ekonomi nasional dan mengurangi kesenjangan antar daerah, maka sebaiknya lokasi penbangunan Kilang baru (GRR) sebaiknya di Lombok Utara.

4). Mengingat NTB juga merupakan daerah tujuan wisata dunia, maka sebaiknya kebutuhan listriknya berasal dari  energi yang bersih dari EBT, yakni dari PLTN, PLTS, PLTB dan Energi Terbarukan lainnya.

5 ). Bandar Laut Kayangan ini dimaksudkan sbg pelabuhan singgah bagi  kapal-kapal niaga International dengan ukuran raksasa yang berlayar dari Eropa Barat, Afrika, Australia menuju Utara ke Taiwan, China, Korea, Jepang , Akaska dan sebaliknya. Juga bisa menjadi pelabuhan export/ import dari dan ke Indonesia dengan menggunakan kapal-kapal raksasa.

Penulis: Dr. Kurtubi, Anggota DPR RI Fraksi Partai Nasdem.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here